Kebahagiaan Yang Berujung Maut
Sekitar lima tahun yang lalu, dan saya sedang liburan karena
selesai melaksanakan ujian, karena itu saya diajak jalan-jalan sama teman saya,
dia bernama Bagus. Bagus mengajak saya bermain ke rumah Dandi, setelah beberapa
menit dalam perjalanan, akhirnya saya tiba di rumah Dandi. Kemudian saya turun
dan langsung menuju ke depan rumah Dandi (teras) kemudian saya mengetuk pintu
rumahnya sambil berkata, “permisi, assalammualaikum . . . . . . . . . . . .”.
Setelah tiga kali mengetuk pintu tak seorangpun keluar, dan kemudian ada
seorang tetangganya Dandi yang menghampiri diriku.
“Ada apa nak?, Ada yang bisa saya
bantu?” kata tetangga Dandi.
Kemudian Aku dan Bagus menjawab,
“Dandinya ada bu . . . . . .?”
Dan jawabnya lagi, “Oh . . . .,
Dandi baru saja keluar, tapi ibu nggak tahu keluarnya ke mana . . .!!”
Kemudian saya menjawab, “Oh . . . ya
udah bu terima kasih.”
Kemudian saya langsung berpamitan ke
tetangganya Dandi, kemudian langsung bergegas pulang. Setelah sampai di rumah
Bagus, saya berhenti sejenak, dan beristirahat di rumah Bagus, sambil menonton
televisi, setelah tubuh terasa enak, saya langsung berpamitan ke Bagus untuk
pulang ke rumah.Setelah sampai di rumah, saya langsung masuk kamar da
beristirahat. Keesokan harinya saya langsung berangkat ke rumah Bagus, dan
mengajaknya jalan-jalan, dan tujuannya masih sama yaitu ke rumah Dandi, setelah
sampai d rumah Dandi saya langsung mengetuk-ketuk pintu rumahnya, ternyata
Dandi tidak juga keluar, kemudian tetangga yang sama menghampiriku.
“Ada apa nak . . . . .?” tanya
tetangga Dandi.
Kemudian aku menjawab, “Dandinya ada
bu . . . . . . .?”
Jawab tetangga Dandi lagi, “Oh . . .
. . Dandi . . . .?, kalau itu saya kurang paham, katanya tadi mau keluar ke
rumah temannya.”
Karena Dandinya tidak ada saya
langsung berpamitan, “Oh ya sudah bu salamnya saja ke Dandi.”
“Oh ya InsyaALLAH nanti saya
sampaikan.”, jawab tetangga Dandi.
Dan saya langsung melanjutkan
perjalanan pulang menuju rumah Bagus. Selang beberapa menit, Dandi dan kakaknya
(sebut saja Agung) datang ke rumah Bagus.
“Hey Dan . . . . , kamu ke mana saja? Waktu aku main ke rumah
kamu, kamu tidak ada di rumah”, tanya Bagus.
Kemudian Dandi menjawab, “Oh . . . . maaf Gus, kemarin aku diajak
temenku jalan-jalan.”
Kemudian Bagus bertanya lagi, “Oh ya kamu sekarang mau ke mana?”,
“Aku mau diajak kakaku jalan-jalan ke rumah temenya” jawab Dandi.
“Sini aja Dandi, nanti aku ajak jalan-jalan”, pinta Bagus.
Kemudian Dandi menjawab, “Ya sudahlah”. Setelah itu Dandi
berbicara kepada kakaknya (Agung) kalau dia tidak jadi ikut dia ke rumah
temannya. Kemudian Agung langsung berangkat ke rumah temennya. Setelah sampai
di rumah tmennya, Agung langsung berangkat jalan-jalan, eh . . . . ternyata
Agung dan temennya mampir di sebuah toko. Dan kelihatannya dia membeli sesuatu
yang tak lain adalah “Miras”. Kelihatannya Agung dan teman-temannya mau pesta
miras, karena dia telah mendapat peringkat 10 besar di kelasnya. Setelah
membeli “Miras” Agung langsung kembali ke rumah temennya. Setelah sampai di
rumah temennya, Agung bersama teman-temannya langsung menikmati MIRAS yang
telah dibeli di toko tadi. Setelah habis beberapa botol Agung dan
teman-temannya berniat untuk jalan-jalan dengan sepeda motornya Agung, da
teman-temannyapun setuju. Kemudian Agung bergegas mengambil sepeda motornya.
Ketika akan mengambil sepeda motornya Agung berjalan dengan tidak seimbang
seakan-akan dia mau jatuh, karena kebanyakan minum MIRAS. Setelah sampai di
samping sepedannya, Agung langsung menaiki dan melaju dengan sekencang-kencangnya,
hingga akhirnya ia oleng dan menabrak gundukan batu di pinggir jalan yang akan
digunakan untuk memperbaiki jalan tersebut. Dan tubuhnya Agung terpental jauh.
Dan seketika dia meninggal di tempat. Tidak ada yang mengetahui peristiwa ini. Selang
beberapa jam, teman-temannya mencari keberadaan Agung. Dan teman-temannya
terkejut melihat sepeda Agung yang hancur karena menabrak gundukan batu.
Kemudian temannya yang lain mencari Agung, dan ternyata Agung sudah ditemukan
dalam keadaan tergeletak tak bernyawa. Kemudian temannya menelfon keluarga
Agung, kalau Agung meninggal dunia karena kecelakaan. . . .
Pengarang : Mohamad
Abdul Azis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar