Jumat, 25 April 2014

Cerpen: Kebahagiaan Yang Berujung Maut



Kebahagiaan Yang Berujung Maut
Sekitar lima tahun yang lalu, dan saya sedang liburan karena selesai melaksanakan ujian, karena itu saya diajak jalan-jalan sama teman saya, dia bernama Bagus. Bagus mengajak saya bermain ke rumah Dandi, setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya saya tiba di rumah Dandi. Kemudian saya turun dan langsung menuju ke depan rumah Dandi (teras) kemudian saya mengetuk pintu rumahnya sambil berkata, “permisi, assalammualaikum . . . . . . . . . . . .”. Setelah tiga kali mengetuk pintu tak seorangpun keluar, dan kemudian ada seorang tetangganya Dandi yang menghampiri diriku.
            “Ada apa nak?, Ada yang bisa saya bantu?” kata tetangga Dandi.
            Kemudian Aku dan Bagus menjawab, “Dandinya ada bu . . . . . .?”
            Dan jawabnya lagi, “Oh . . . ., Dandi baru saja keluar, tapi ibu nggak tahu keluarnya ke mana . . .!!”

            Kemudian saya menjawab, “Oh . . . ya udah bu terima kasih.”
            Kemudian saya langsung berpamitan ke tetangganya Dandi, kemudian langsung bergegas pulang. Setelah sampai di rumah Bagus, saya berhenti sejenak, dan beristirahat di rumah Bagus, sambil menonton televisi, setelah tubuh terasa enak, saya langsung berpamitan ke Bagus untuk pulang ke rumah.Setelah sampai di rumah, saya langsung masuk kamar da beristirahat. Keesokan harinya saya langsung berangkat ke rumah Bagus, dan mengajaknya jalan-jalan, dan tujuannya masih sama yaitu ke rumah Dandi, setelah sampai d rumah Dandi saya langsung mengetuk-ketuk pintu rumahnya, ternyata Dandi tidak juga keluar, kemudian tetangga yang sama menghampiriku.
            “Ada apa nak . . . . .?” tanya tetangga Dandi.
            Kemudian aku menjawab, “Dandinya ada bu . . . . . . .?”
            Jawab tetangga Dandi lagi, “Oh . . . . . Dandi . . . .?, kalau itu saya kurang paham, katanya tadi mau keluar ke rumah temannya.”
            Karena Dandinya tidak ada saya langsung berpamitan, “Oh ya sudah bu salamnya saja ke Dandi.”
            “Oh ya InsyaALLAH nanti saya sampaikan.”, jawab tetangga Dandi.
            Dan saya langsung melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah Bagus. Selang beberapa menit, Dandi dan kakaknya (sebut saja Agung) datang ke rumah Bagus.
“Hey Dan . . . . , kamu ke mana saja? Waktu aku main ke rumah kamu, kamu tidak ada di rumah”, tanya Bagus.
Kemudian Dandi menjawab, “Oh . . . . maaf Gus, kemarin aku diajak temenku jalan-jalan.”
Kemudian Bagus bertanya lagi, “Oh ya kamu sekarang mau ke mana?”,
“Aku mau diajak kakaku jalan-jalan ke rumah temenya” jawab Dandi.
“Sini aja Dandi, nanti aku ajak jalan-jalan”, pinta Bagus.
Kemudian Dandi menjawab, “Ya sudahlah”. Setelah itu Dandi berbicara kepada kakaknya (Agung) kalau dia tidak jadi ikut dia ke rumah temannya. Kemudian Agung langsung berangkat ke rumah temennya. Setelah sampai di rumah tmennya, Agung langsung berangkat jalan-jalan, eh . . . . ternyata Agung dan temennya mampir di sebuah toko. Dan kelihatannya dia membeli sesuatu yang tak lain adalah “Miras”. Kelihatannya Agung dan teman-temannya mau pesta miras, karena dia telah mendapat peringkat 10 besar di kelasnya. Setelah membeli “Miras” Agung langsung kembali ke rumah temennya. Setelah sampai di rumah temennya, Agung bersama teman-temannya langsung menikmati MIRAS yang telah dibeli di toko tadi. Setelah habis beberapa botol Agung dan teman-temannya berniat untuk jalan-jalan dengan sepeda motornya Agung, da teman-temannyapun setuju. Kemudian Agung bergegas mengambil sepeda motornya. Ketika akan mengambil sepeda motornya Agung berjalan dengan tidak seimbang seakan-akan dia mau jatuh, karena kebanyakan minum MIRAS. Setelah sampai di samping sepedannya, Agung langsung menaiki dan melaju dengan sekencang-kencangnya, hingga akhirnya ia oleng dan menabrak gundukan batu di pinggir jalan yang akan digunakan untuk memperbaiki jalan tersebut. Dan tubuhnya Agung terpental jauh. Dan seketika dia meninggal di tempat. Tidak ada yang mengetahui peristiwa ini. Selang beberapa jam, teman-temannya mencari keberadaan Agung. Dan teman-temannya terkejut melihat sepeda Agung yang hancur karena menabrak gundukan batu. Kemudian temannya yang lain mencari Agung, dan ternyata Agung sudah ditemukan dalam keadaan tergeletak tak bernyawa. Kemudian temannya menelfon keluarga Agung, kalau Agung meninggal dunia karena kecelakaan. . . .

Pengarang       : Mohamad Abdul Azis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar